Allah (Pemberi) cahaya (kepada) langit dan bumi. Perumpamaan cahaya Allah, adalah seperti sebuah lubang yang tak tembus[1039], yang di dalamnya ada pelita besar. Pelita itu di dalam kaca (dan) kaca itu seakan-akan bintang (yang bercahaya) seperti mutiara, yang dinyalakan dengan minyak dari pohon yang berkahnya, (yaitu) pohon zaitun yang tumbuh tidak di sebelah timur (sesuatu) dan tidak pula di sebelah barat(nya), yang minyaknya (saja) hampir-hampir menerangi, walaupun tidak disentuh api. Cahaya di atas cahaya (berlapis-lapis), Allah membimbing kepada cahaya-Nya siapa yang dia kehendaki, dan Allah memperbuat perumpamaan-perumpamaan bagi manusia, dan Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.(Qs 24:35)
Ayat di atas adalah perumpamaan yang Tuhan berikan kepada semua umat manusia di dunia untuk mencari kebenaran sejati (nur alan nur).begitu banyak contoh yang telah sebutkan dalam Al-Quran untuk bermunajat,memohon untuk di tunjukkan jalan menuju kebenaran salah satunya (Qs 7:143) :
Dan tatkala Musa datang untuk (munajat dengan Kami) pada waktu yang telah Kami tentukan dan Tuhan telah berfirman (langsung) kepadanya, berkatalah Musa: "Ya Tuhanku, nampakkanlah (diri Engkau) kepadaku agar aku dapat melihat kepada Engkau." Tuhan berfirman: "Kamu sekali-kali tidak sanggup melihat-Ku, tapi lihatlah ke bukit itu, maka jika ia tetap di tempatnya (sebagai sediakala) niscaya kamu dapat melihat-Ku." Tatkala Tuhannya menampakkan diri kepada gunung itu, dijadikannya gunung itu hancur luluh dan Musa pun jatuh pingsan. Maka setelah Musa sadar kembali, dia berkata: "Maha Suci Engkau, aku bertaubat kepada Engkau dan aku orang yang pertama-tama beriman."
Musa telah berhasil beriman dengan melakukan munajat di sebuah gunung,gunung adalah tempat yang tinggi dimuka bumi(makrokosmos) yang kata itu merupakan mutasabihat(perumpamaan) yang memiliki arti sama dengan kepala di tubuh manusia(mikrokosmos).
: "Kamu sekali-kali tidak sanggup melihat-Ku, tapi lihatlah ke bukit itu, maka jika ia tetap di tempatnya (sebagai sediakala) niscaya kamu dapat melihat-Ku."
Jadi jika kepala ini masih tetap pada tempatnya maka kita bisa seperti nabi Musa yang telah bertemu Tuhanya. Tatkala Tuhannya menampakkan diri kepada gunung itu, dijadikannya gunung itu hancur luluh dan Musa pun jatuh pingsan.gunung itu hancur luluh di situ bermaksud bahwa ketika Tuhan menampakkan DIRINYA semua pikiran akan dunia akan hancur luluh yang ada hanyalah aku dan Tuhan kedamaian yang begitu khidmat bersatunya Ruh dengan MAHA RUH itulah JALAN YANG LURUS,di situ percakapan tanpa kata tetapi begitu bersahaja,begitu damai.”TUHAN BEGITU AKU TELAH LALAI SELAMA INI DARI APA YANG TELAH KAU BERIKAN,TUHAN HARI INI AKU MEMOHON KEPADAMU AKU SANGAT INGIN TERUS BERSAMAMU,BUKANLAH SYURGA TETAPI HANYALAH KAU YANG SATU TAK ADA YANG LAIN”.
Maka setelah Musa sadar kembali, dia berkata: "Maha Suci Engkau, aku bertaubat kepada Engkau dan aku orang yang pertama-tama beriman."
Itulah perkataan musa setelah ia ber TAJJALI kepada Tuhanya.ia telah bersaksi bahwa apa yang telah dialaminya adalah perjalanan spiritual menuju Tuhanya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar