Api Suci Kundalini
Kundalini merupakan salah satu keagungan pengetahuan dari Pertapaan Chandra Parwata yang telah terbukti mampu mengantarkan para Yogi-Yogini mencapai Moksa yaitu merupakan tujuan utama manusia dilahirkan ke dunia ini. Namun, dalam perjalanan mengarungi samudra kehidupan ini, manusia sering tersesat tidak tentu arah. Manusia hanya mengejar materi, kedudukan, kekuasaan, dan hal-hal duniawi lainnya.
Kundalini merupakan kekuatan suci yang sangat luar biasa yang ada pada diri manusia, yang mana telah terbukti mampu mengantarkan para Yogi dan Yogini terdahulu mencapai kesempurnaan yoga dan mencapai Moksa. Kebanyakan manusia tidak menyadari dan tidak mengenal keberadaan Kundalini. Pada orang yang demikian, hakikatnya Kundalini berada dalam keadaan tertidur sepanjang hidupnya dari lahir sampai meninggal karena tidak pernah dibangkitkan.
Api Suci Kundalini mampu melindungi manusia agar terhindar dari segala kekotoran yang akan menghambat manusia mencapai Moksa. Apabila Kundalini telah bangkit ditambah dengan kekuatan Nada Brahman, melalui nyanyian suci Ketuhanan, akan mempercepat Yogi dan Yogini mencapai Moksa, jauh lebih cepat daripada mereka yang hanya melakukan japa mantram (astawa), mudra, yoga, dan Swara Sadhana Sapta Cakra.
Untuk dapat membangkitkan Kundalini, seseorang harus melalui tahapan-tahapan tertentu yaitu : (1). Tahap Penyucian Diri, pada tahapan ini, seseorang harus melakukan berbagai proses penyucian diri seperti : melukat, rajin sembahyang, melakukan japa, mengulang-ulang Nawa Sangga Astawa, dan lain-lain. (2). Tahap Mengenali Diri, mulai mengenal diri sendiri baik itu kelemahan diri, kelebihan diri termasuk pula mengetahui tentang nadhi, cakra yang ada dalam diri. (3). Tahap Selalu Dekat dengan Sang Pencipta, selalu berserah diri pada Tuhan. Pada tahapan ini dianjurkan agar mengucapkan Om 18 kali sebelum dan sesudah bangun tidur yang dinamakan “Om Awal Dan Akhir Kehidupan Dalam Sehari”. (4). Tahap Pembangkitan Kundalini, Tahapan ini disebut dengan “Samadhi Swara Sadhana Pembangkitan Kundalini”.
Dunia ini penuh dengan konsep Rwa Bhineda dalam berbagai bentuk. Dalam lontar Kamoksan diuraikan bahwa, “Pertiwi sirep, Akasa sirep, Wulan sirep, Bayu sirep, Gni sirep, Brahma sirep, Wisnu sirep, Sambu sirep, Manusa tan sirepa, Dewa papat kawasa sirep, rat sidem Bhuana sirep”. Arti bebasnya, bumi tidur, akasa tidur, bulan tidur, bayu tidur, api tidur, Brahma tidur, Sambu tidur, hanya manusia yang tidak tidur, Empat Dewa juga bisa tidur, demikian juga raja dunia juga tidur”. Hal tersebut menunjukkan bahwa semua yang berasal dari tidak ada, mereka berkembang menjadi demikian banyak. Pada akhirnya mereka akan kembali pada asalnya yaitu menjadi tiada. Hanya manusia yang terus ada (karena diliputi oleh keinginan-keinginannya/egoisme). Manusia bisa menjadi tidak ada ketika mereka mampu meneladani sifat-sifat kedewataan (suri-asuri sampat).
MENUJU TUHAN
PERJALANAN SPIRITUAL MENUJU TUHAN
Senin, 20 Juni 2011
Rabu, 18 Mei 2011
filsafat2
Seorang filsafat dari keus bernama NICOLAUS CUSANUS (1401-1464),dia mengatakan bahwa ada 3 cara untuk pengenalan akan Tuhan yaitu:pengenalan indera,dengan akal,intuitip.pengenalan melalui indera yaitu hanya pengenalan sebatas fisik dan bersifat jasad dimana yang hanya bisa disentuh,diraba dan dirasakan,pengenalan ini tidaklah sempurna hanyalah dunia saja. Selanjutnya pengenalan akal dimana pengenalan ini merupakan pengenalan yang membentuk pengertian-pengertian yang abstrak atas dasar apa yang disajikan oleh indera,jadi pengenalan ini merupakan hasil dari data mentah yang di dapat dari indera.dan terakhir adalah pengenalan yang tertinggi dimana pengenalan ini tidak memberlakukan “tidak pertentangan.di sini akal menjadi terbatas sehingga membiarkan kita tidak mengetahui banyak hal,dengan intuisi kita dapat sampai pada kenyataan,tempat segala hal yang bentuknya dilarutkan,yaitu Tuhan. Pemikiran ini amatlah penting dan tak akan termakan jaman di mana di setiap jaman pasti selalu ada pemikiran yang yang sama,kita ini berasal dari Tuhan pasti ada rasa rindu kepada Dia yang menciptakan segalanya termasuk kita,rasa rindu itu dapat kita obati dengan menapaki pengenalan kepada Tuhan.
filsafat1
Pada beribu-ribu tahun lalu pemikiran manusia tentang adanya Tuhan telah mereka gali demi untuk mengetahui siapa yang telah membuat dunia ini begitu sempurna,begitu indah dan begitu menawan. Banyak para ahli filsafat berpendapat dengan hasil pemikiran akal mereka tentang kejadian jagat raya ini,tapi banyak juga pendapat mereka yang di patahkan oleh pemikir-pemikir lain disebabkan oleh berbagai hal.tapi itulah manusia yang selalu mencoba untuk mengetahui semua itu karena kerinduan akan sang pencipta rasa kagum atas semua ciptaannya.seperti *DIONISIOS dari Areopagos,dia berkata “Tuhan adalah terang.TerangNya begitu gemilang,sehingga mata manusia menjadi terlalu lemah unutk mengamatiNya.Akibatnya terang itu bagi manusia menjadi kegelapan.sekalipun demikian manusia dapat menjadikan matanya biasa menerima terang itu,sehingga manusia dapat mengenal TuhanNya”.
Pemikiran itu telah ada sejak beribu-ribu tahun lalu,pemikiran itu telah ada sejak abad ke-6.pemikiran ini hampir sama dengan Al-Quran dalam surat An-Nur ayat 35 yang berbunyi:”
Allah (Pemberi) cahaya (kepada) langit dan bumi. Perumpamaan cahaya Allah, adalah seperti sebuah lubang yang tak tembus, yang di dalamnya ada pelita besar. Pelita itu di dalam kaca (dan) kaca itu seakan-akan bintang (yang bercahaya) seperti mutiara, yang dinyalakan dengan minyak dari pohon yang berkahnya, (yaitu) pohon zaitun yang tumbuh tidak di sebelah timur (sesuatu) dan tidak pula di sebelah barat(nya), yang minyaknya (saja) hampir-hampir menerangi, walaupun tidak disentuh api. Cahaya di atas cahaya (berlapis-lapis), Allah membimbing kepada cahaya-Nya siapa yang dia kehendaki, dan Allah memperbuat perumpamaan-perumpamaan bagi manusia, dan Allah Maha Mengetahui segala sesuatu”.
Ayat ini juga sangat jelas menerangkan akan indahNya Hakikat beragama
Pemikiran itu telah ada sejak beribu-ribu tahun lalu,pemikiran itu telah ada sejak abad ke-6.pemikiran ini hampir sama dengan Al-Quran dalam surat An-Nur ayat 35 yang berbunyi:”
Allah (Pemberi) cahaya (kepada) langit dan bumi. Perumpamaan cahaya Allah, adalah seperti sebuah lubang yang tak tembus, yang di dalamnya ada pelita besar. Pelita itu di dalam kaca (dan) kaca itu seakan-akan bintang (yang bercahaya) seperti mutiara, yang dinyalakan dengan minyak dari pohon yang berkahnya, (yaitu) pohon zaitun yang tumbuh tidak di sebelah timur (sesuatu) dan tidak pula di sebelah barat(nya), yang minyaknya (saja) hampir-hampir menerangi, walaupun tidak disentuh api. Cahaya di atas cahaya (berlapis-lapis), Allah membimbing kepada cahaya-Nya siapa yang dia kehendaki, dan Allah memperbuat perumpamaan-perumpamaan bagi manusia, dan Allah Maha Mengetahui segala sesuatu”.
Ayat ini juga sangat jelas menerangkan akan indahNya Hakikat beragama
Langganan:
Postingan (Atom)